Di Sajikan dalam mata kuliah 


Manageman Investasi & Pasar Modal





Dosen Pengampu ;


Ir. RIDWAN MUNIR, M.Ag 











Oleh ; 





WARDAN AHMAD MUHAEMIN














CAKUPAN PEMBAHASAN


•Overview


•CAPM (Capital Asset Pricing Model) 


•Portofolio pasar


•Garis pasar modal


•Garis pasar sekuritas


•Estimasi Beta


•Pengujian CAPM



•APT (Arbritage Pricing Theory) 










OVERVIEW


•Model dapat digunakan sebagai alat untuk memahami suatu permasalahan yang kompleks dalam gambaran yang lebih sederhana.


•Untuk memahami bagaimanakah penentuan risiko yang relevan pada suatu aset, dan bagaimanakah hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, diperlukan suatu model keseimbangan, yaitu:


•Model hubungan risiko-return aset ketika pasar dalam kondisi keseimbangan.










OVERVIEW 






•Model dapat digunakan sebagai alat untuk memahami suatu permasalahan yang kompleks dalam gambaran yang lebih sederhana.


•Untuk memahami bagaimanakah penentuan risiko yang relevan pada suatu aset, dan bagaimanakah hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, diperlukan suatu model keseimbangan, yaitu:



•Model hubungan risiko-return aset ketika pasar dalam kondisi keseimbangan.










CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)


CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)


MAKALAH STRATEGI INVESTASI SAHAM


MAKALAH STRATEGI INVESTASI SAHAM 

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah 



MANAGEMEN INVESTASI PASAR MODAL 


Dosen : Ridwan Munir, M.Ag 

 WARDAN AHMAD MUHAEMIN 

 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUSADADDIYAH
 GARUT 
2015-2016 


 BAB I
 PENDAHULUAN 

 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi investor pasar modal, memilih sekian banyak saham yang tercatat dibursa efek bukanlah suatu hal yang mudah. Diperlukan analisis yang cukup mendalam agar investor dapat meminimalisasikan resiko yang dihadapi pada waktu memutuskan untuk membeli, menjual atau menahan efek yang tercatat tersebut. Analisis portofolio merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh investor dalam memilih sekelompok instrumen pasar modal agar memberikan hasil yang optimal. Memelihara suatu portofolio relatif lebih kecil resikonya ketimbang apabila investor hanya menanamkan pada satu saham saja. Suatu portofolio yang komposisinya tidak mengalami perubahan kemungkinan tidak akan bisa memberikan nilai yang optimal dan bahkan dapat berkurang. Dalam mencapai hasilnya yang optimal dari suatu investasi dibutuhkan keahlian serta ketajaman analisis atas suatu keadaan. Untuk itu diperlukan strategi yang dapat dibedakan dalam dua sifat yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Strategi pasif adalah suatu strategi yang menempatkan seorang investor tidak membuat pendapat atau analisis tentang surat-surat berharga. Investor hanya mencoba mengikuti arus pasar atau dengan kata lain menunggu gelombang pasar. Sedangkan strategi aktif adalah suatu strategi yang menempatkan seorang investor membuat analisis secara aktif suatu kelompok surat-surat berharga. Oleh karena itu, strategi aktif bisa dilakukan secara terus menerus. Pelaksanaan strategi aktif dapat dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa analisa yaitu analisa pasar dan analisa fundamental yang terdiri atas analisa ekonomi makro, analisa industri dan analisa perusahaan. Dalam penulisan karya ilmiah yang berjudul “Analisis Sekuritas : Analisis Ekonomi/Pasar” ini, penulis membatasi bahasan yakni hanya membahas mengenai aspek analisa ekonomi/pasar dalam analisa sekuritas.

 BAB II 

PEMBAHASAN 

A. Strategi Investasi Saham Strategi investasi umumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif (active strategy) dan strategi pasif (passive strategy). Seperti yang dijelaskan oleh Tandelilin (2001:199) ada dua strategi yang dapat dilakukan investor dalam pembentukan portofolio, yaitu sebagai berikut. 1. Strategi pasif : merupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dalam saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Strategi pasif mendasarkan diri pada asumsi bahwa (a) pasar modal tidak melakukan mispricing, dan (b) meskipun terjadi mispricing, para pemodal berpendapat bahwa mereka tidak bisa mengidentifikasikan dan memanfaatkannya. Tujuan dari strategi pasif ini adalah memperolehreturn portofolio sebesar return indeks pasar dengan menekankan seminimal mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan. Ada dua macam strategi pasif yaitu sebagai berikut. a. Strategi beli dan simpan Maksudnya adalah investor melakukan pembelian sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang biasanya terlalu tinggi. b. Strategi mengikuti indeks Merupakan strategi yang digambarkan sebagai pembelian instrumen reksadana atau dana pensiun oleh investor. Dalam hal ini investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham dalam instrumen reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain investor berharap memperolah return yang sebanding dengan return pasar. 2. Strategi aktif : merupakan tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk mendapatkan return abnormal.Tujuan strategi aktif ini adalah mendapatkan return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh dari strategi pasif. Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham. a. Pemilihan saham maksudnya adalah para investor secara aktif melakukan analisis pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return dan risiko yang terbaik dibandingkan dengan alternatif lainnya. Analisis ini mendasarkan pada pendekatan analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut pada masa datang. b. Rotasi sektor, maksudnya investor dapat melakukan strategi ini dengan dua cara, yaitu sebagai berikut. • Melakukan investasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. • Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda. • Strategi momentum harga menyatakan bahwa pada waktu-waktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini investor akan mencari waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan tingkat keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham. B. Tiga pendekatan dalam investasi portofolio a) Tactic asset allocation Taktis strategi alokasi aset adalah strategi manajemen portofolio, yang meliputi penyesuaian investasi dengan format untuk tujuan jangka pendek. Walaupun ide dasar adalah untuk diversifikasi investasi dan membatasi risiko, investasi preferensi diberikan kepada kelas aset yang berbeda dengan format untuk jangka pendek hasil prediksi. taktis strategi aset alokasi mulai seperti yang strategis aset alokasi dengan strategi diversifikasi dari portofolio dengan tujuan untuk jangka panjang dalam pikiran. Investor / portofolio kemudian membutuhkannya investasi dengan aset kelas yang berbeda. Jika Equities diduga untuk melakukan dengan baik dalam waktu dekat, ia mengalokasikan lebih banyak modal untuk itu, dan jika obligasi yang diduga melakukan dengan baik, maka lebih investasi di obligasi, dan sebagainya.. Setelah pilihan adalah hasil yang diperoleh, investor kembali ke asli alokasi rasio dikehendaki untuk tujuan jangka panjang. Sukses dengan taktis aset alokasi membutuhkan uang manajemen, dan kemampuan untuk mengartikan dan memprediksi tren jangka pendek. Investor mempertimbangkan P / E dan P / B ratio Equities, indikator mendasar, berbagai momentum dan sentimen sinyal, dan prediksi ekonomi dalam pengambilan keputusan. Investor / portofolio manajer harus cukup tertarik untuk kembali ke rasio asli, setelah jangka pendek adalah keuntungan kesempatan melorot. Taktis strategi alokasi aset, secara teori, dapat memberikan hasil yang lebih baik dari strategi alokasi aset strategis; tetapi juga lebih memiliki risiko yang berkaitan dengan hal itu. b) Strategic asset allocation Alokasi aset strategis adalah metode yang membentuk dan melekat pada apa yang merupakan dasar kebijakan campuran. Hal ini merupakan kombinasi dari aset proporsional berdasarkan tingkat diharapkan kembali untuk setiap kelas asset, Sebagai contoh Misalnya, jika saham historis telah dikembalikan 10% per tahun dan obligasi telah kembali 5% per tahun, gabungan dari 50% saham dan 50% obligasi diharapkan akan kembali 7,5% per tahun. Strategis aset alokasi umumnya berarti membeli dan menunggu seperti perubahan nilai-nilai aset menyebabkan penyimpangan dari kebijakan yang didirikan campuran. Dengan pendekatan ini, investor terus rebalance portofolio. Misalnya, jika salah satu aset yang mengalami penurunan nilai, Anda akan membeli aset yang lebih, dan jika nilai aset yang harus meningkatkan, Anda akan menjualnya. Tidak ada keras dan cepat aturan untuk waktu portofolio rebalancing strategis di bawah atau bobot konstan-aset alokasi. Namun, yang umum patokan adalah bahwa portofolio harus rebalanced ke aslinya campuran bila suatu kelas aset bergerak lebih dari 5% dari nilai aslinya. c) Dynamic asset alication Selain aktif aset adalah strategi alokasi aset alokasi dinamis, yang akan terus menyesuaikan gabungan dari aset sebagai pasar kebangkitan dan kejatuhan ekonomi dan memperkuat dan melemahkan. Dengan strategi ini investor akan menjual aset yang menurun dan melakukan pembelian aset yang meningkat, membuat dinamis aset alokasi kutub yang berlawanan dari konstan-bobot strategi. Sebagai contohmisalnya, jika pasar saham adalah menunjukkan kelemahan, investor akan menjual saham dalam mengantisipasi penurunan lebih lanjut, dan jika pasar yang kuat, investor akan melakukan pembelian saham di pasar terus mengantisipasi perkembangan. Konsep Dasar Analisis Fundamental Analisis fundamental dapat didefenisikan sebagai suatu analisis untuk menghitung nilai intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (Jogianto, 2003:89). Sedangkan Menurut Bodie (2006:217) analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan informasi seputar profitabilitas sekarang dan masa depan dari sebuah perusahaan untuk menentukan nilai pasar wajarnya. Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secarat top down untuk menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri dan dilanjutkan tentang analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkan menguntungkan atau merugikan bagi investor (Tandelilin, 2001:209). Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2003:89) yaitu : 1) Pendekatan Present value, mencoba menaksir present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham. 2) Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan tertentu. 2.1 SEKURITAS DAN MACAM-MACAM EFEK Secara teoritis, surat berharga (securities) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak investor (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan surat berharga tersebut dana berbagai kondisi yang memungkinkan investor menjalankan haknya. Efek merupakan istilah baku yang digunakan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 untuk menyatakan surat berharga atau sekuritas. Dalam praktik sehari-hari, surat berharga juga sering disebut efek atau sekuritas. Efek penyertaan (equity securities) adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek tersebut. Efek yang termasuk kedalam efek penyertaan adalah saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). Efek utang (debt securities) adalah efek dimana penerbitnya (issuer) mengeluarkan atau menjual surat utang, dengan kewajiban menebus kembali pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan di antara pihak-pihak yang bersangkutan. Besarnya bunga dan periode pembayaran bunga atau kupon yang dibayarkan oleh penerbit sesuai dengan kesepakatan awal, misalnya setiap tiga bulan atau enam bulam. Efek yang termasuk efek utang adalah obligasi (bond) dan surat utang jangka menengah (medium term note). Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek “utama”, baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya atau turunan kedua. Efek yang termasuk efek derivatif adalah waran (warrant), right, opsi, futures, dan lain-lain. Efek lain-lain adalah efek yang tidak termasuk dalam efek penyertaan, utang maupun derivatif. Termasuk dalam kelompok ini antara lain Reksa Dana, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) yaitu efek semacam ADR (American Depository Receipt), dan lain-lain. 2.2 CARA MELAKUKAN ANALISIS SEKURITAS Dalam menentukan nilai saham, investor perlu memperhatikan deviden danearning yang diharapkan dari perusahaan dimasa yang akan datang. Besarnya deviden danearning yang diharapkan dari suatu perusahaan akan tergantung dari prospek keuntungan yang dimiliki perusahaan. Karena prospek perusahaan sangat tergantung dari keadaan ekonomi secara keseluruhan, maka analisis penilaian saham yang dilakukan investor juga harus memperhitungkan beberapa variabel ekonomi makro yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara “top-down” untuk menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi investor. Pada tahap analisis ekonomi dan pasar modal, investor melakukan analisis terhadap berbagai alternatif keputusan tentang dimana alokasi investasi akan dilakukan (dalam negeri atau luar negeri), serta dalam bentuk apa investasi tersebut dilakukan (saham, obligasi, kas, properti, dll). Proses analisis penilaian secara “top-down” terdiri dari tiga tahapan, yakni: 1. Analisis Ekonomi dan Pasar Modal Analisis ekonomi dan pasar modal bertujuan untuk membuat keputusan alokasi penginvestasian dana di beberapa negara atau dalam negeri dalam bentuk saham, obligasi ataupun kas. 2. Analisis Industri Selanjutnya setelah melakukan analisis ekonomi dan pasar, maka dalam analisis industri ini dilakukan proses untuk menentukan jenis-jenis industri mana saja yang menguntungkan dan mana yang tidak berprospek baik. 3. Analisis Perusahaan Setelah melakukan analisis industri, kemudian dilakukan analisis perusahaan untuk menentukan perusahaan-perusahaan mana saja dalam industri terpilih yang berprosepek baik. 2.3 ANALISIS EKONOMI DAN TUJUANNYA Berbicara mengenai investasi di pasar modal sebenarnya tidak bisa terlepas dari membicarakan ekonomi makro sebab musuh utama investor dalam melakukan investasi adalah tinggi rendahnya suku bunga bank. Tinggi rendah nya suku bunga bank di tentukan oleh tingkat inflasi, yakni jika inflasi tinggi maka suku bunga bank harus dinaikan. Analisis ekonomi makro salah satunya dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya inflasi. Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perkonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas investasi tersebut. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro. Sedangkan dari sisi lainnya, harga saham merupakan cerminan dari ekspetasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro. 2.4 VARIABEL EKONOMI MAKRO Lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang, akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Beberapa variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor, yaitu : 1. Produk Domestik Bruto (PDB). Produk domestik bruto adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu Negara. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat pun akan meningkat, dan ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. 2. Tingkat Pengangguran. Tingkat pengangguran ini mencerminkan sejauh mana kapasitas operasi ekonomi suatu negara bisa dijalankan. Semakin besar tingkat pengangguran suatu negara, berarti semakin besar kapasitas operasi ekonomi yang belum dimanfaatkan secara penuh. 3. Inflasi. Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Inflasi di indonesia memilki karakteristik tertentu, yaitu disebabkan kenaikan harga beberapa barang tertentu. Beberapa barang yang kenaikannya sangat berpengaruh pada inflasi, yaitu : a) Harga beras Beras merupakan makanan pokok masyarakat indonesia, karena dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat, maka kenaikan sedikit saja pada barang ini akan memacu laju inflasi. Meskipun harga di tentukan oleh pemerintah namun tetap saja terjadi gejolak harga di lapangan. b) Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) c) Tarif listrik, Listrik di indonesia sebagian besar pembangkitnya menggunakan BBM, maka perubahan harga BBM langsung berpengaruh pada kenaikan tarif listrik. d) Kenaikan gaji pegawai negeri Ketika ekonomi indonesia masih kecil dan penggerak utamanya adalah pegawai negeri termasuk BUMN sehingga setiap kali terjadi kenaikan gaji pegawai negeri, selalu memicu kenaikan harga harga mayoritas barang di pasar. e) Melemahnya nilai tukar rupiah pada dolar AS. Pengaruh nilai tukar mata uang rupiah terhadap suku bunga makin sering dan kuat sejak terjadi krisis moneter, sebab melemahnya rupiah yang sebelum krisis biasanya bisa di tanggulangi dengan devaluasi, namun kini tidak cukup lagi. untuk mencegah pelemahan rupiah lebih lanjut, biasanya pemerintah menaikan suku bunga . Jadi sebenarnya nilai tukar rupiah tidak ada hubungannya dengan inflasi, tetapi langsung berpengaruh pada suku bunga. 4. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengarui nilai sekarang (present value) aliran kas ke perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. 2.5 ANALISIS PASAR DAN BUSSINES CYCLE Analisis pasar adalah suatu analisis yang melakukan pendekatan dimana para investor lebih mengutamakan pengamatannya pada suasana pasar yang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam dan luar negeri, baik faktor ekonomi seperti tight money policy maupun faktor non ekonomi seperti dampak perang teluk di Timur Tengah. Contoh-contoh tersebut tentunya berpengaruh terhadap kegiatan dunia usaha yang pada gilirannya berpengaruh pula pada harga efek. Dalam hal faktor-faktor tersebut berpengaruh negatif, maka para investor kemungkinan kurang tertarik menginvestasikan dalam efek-efek dan leih tertarik untuk berinvestasi pada medi investasi lainnya. Indikitor ekonomi yang biasa digunakan untuk analisa fundemental adalah indikator bussinescycle. Bussinescycle adalah tingkatan tertinggi dari perubahan siklus kekuatan ekonomi makro dalam perekonomian. Kekuatan kekuatan yang sama ini bertanggung jawab akan perubahan fundemental yang mempengaruhi harga saham. Tidaklah mengejutkan bahwa penelitian tentang penilaian ekuitas menemukan hubungan positif dan secara statistik signifikan antara harga saham dan kondisi ekonomi. Indikator businesscycle diantaranya yaitu suku bunga, variabel keuangan domestik dari narrow money (rangkaian nominal /nominal series dibagi dengan indeks harga konsumen ), harga saham, dan tingkat suku bunga jangka panjang dan jangka pendek untuk tiap negara. Investasi di pasar modal dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Indikasi ini tampak dari grafik pergerakan nilai tukar rupiah dan grafik pergerakan indeks harga saham gabungan di bursa efek indonesia. Pergerakan yang terjadi secara grafis menunjukan pergerakan yang simetris, dimana penguatan nilai tukar akan diikuti oleh penguatan indeks harga saham. demikian pula sebaliknya. Pelemahan indeks harga saham akan diikuti dengan melemahnya nilai tukar rupiah Seandainya perekonomian dimulai pada suatu gelombang dan itu hanya mengenai pemulihan maka tahapan ini disebut tahapan pertama pada businesscycle. Ekspektasi untuk pertumbuhan ekonomi yang positif dan earning di masa datang yang lebih tinggi, mempunyai dampak positif pada harga saham. Pada periode ini, tingkat bunga biasanya rendah, yang secara positif mempengaruhi harga saham melalui pengurangan cost of capital perusahaan. tingkat bunga yang rendah juga menarilk investor untuk memindahkan kekayaan dari yield obligasi yang rendah menjadi saham. Pada tahap kedua, perekonomian terus bertumbuh dan permintaan terhadap modal meningkat. Ini menyebabkan tekanan inflasi dan tingkat bunga mulai naik secara bertahap. Ekspektasi earning dimasa datang meningkat sejalan dengan menguatnya perekonomian. Siklus pada tahap ini berdampak positif karena ekspektasi earning yang lebih tinggi mendominasi dampak negatif dari tingkat bunga yang lebih tinggi. secara keseluruhan dampaknya terhadap pasar modal adalah positif dan harga saham tetap naik, walaupun tidak secepat tahap awal pemulihan perekonomian. Tahap ketiga ditandai dengan ekspansi ekonomi. Penawaran dana pinjaman tidak dapat memenuhi peningkatan permintaan modal, yang menimbulkan kenaikan tingkat bunga lebih cepat. Kondisi ini menimbulkan terjadinya inflasi. Pada tahap keempat, ekspektasi ekonomi memburuk dan prospek pendapatan di masa datang menjadi suram akan mempunyai dampak negatif terhadap harga saham. Penurunan permintaan kredit menyebabkan bunga turun, harga saham akan terus turun sampai tingkat bunga jatuh secara substansial. Kecenderungan turunnya tingkat bunga dan perbaikan ekspektaksi pendapatan tercermin pada harga saham. Naik dan turunnya harga saham pada saat terjadinya perubahan businesscycle secara kuat didukung dalam suatu pola terkait. Fenomena ini menunjukan bahwa harga saham mempengaruhi ekspektasi aktivitas ekonomi di masa yang akan datang. 2.6 MERAMAL PERUBAHAN PADA PASAR MODAL Investor berkepentingan untuk melakukan peramalan terhadap perubahan yang akan terjadi di pasar modal. Satu hal yang perlu dicatat dalam melakukan peramalan perubahan pasar modal adalah bahwa sulit untuk selalu berhasil dalam meramal perubahan pasar modal secara konsisten. Ada dua hal yang bisa menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Pertama, konsep dasar modal yang efisien berarti bahwa tidak mungkin untuk meramalkan pasar modal dan mengambil keuntungan dari perubahan tersebut. Kedua, peramalan perubahan pasar modal yang akan terjadi di masa datang biasanya didasari atas data-data perubahan masa lalu yang tersedia. Perubahan harga saham akan mereflesikan perubahan siklus ekonomi yang akan terjadi. Salah satu yang mungkin dilakukan adalah menyadari sepenuhnya bahwa meramalkan perubahan pasar dengan tepat adalah pekerjaan yang mustahil dan investor harus mencoba belajar dari pola perubahan-perubahan yang pernah terjadi sebagai salah satu dasar penentuan keputusan membeli atau menjual saham sesuai dengan harapan tentang perubahan siklus ekonomi yang akan terjadi. Ketika ekonomi memasuki siklus yang cenderung menurun menuju titik rendah (atau disebut resesi), maka harga saham biasanya akan ikut turun. Semakin kuat resesi, semakin drastis penurunan harga saham. Pada situasi demikian, investor harus melakukan peramalan tentang kapan saatnya siklus ekonomi menemui titik baliknya dan mulai memasuki siklus yang membaik. Sebaliknya apa yang terjadi jika siklus ekonomi membaik terus sampai mendekati titik puncak. Pada situasi seperti ini kecenderungannya adalah bahwa harga saham cenderung stabil sehingga return saham yang abnormal sulit dicapai investor. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bagi investor pasar modal, memilih sekian banyak saham yang tercatat dibursa efek bukanlah suatu hal yang mudah. Diperlukan analisis yang cukup mendalam agar investor dapat meminimalisasikan resiko yang dihadapi pada waktu memutuskan untuk membeli, menjual atau menahan efek yang tercatat tersebut. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perkonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas investasi tersebut. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro. 3.2 Saran Seperti yang kita ketahui bahwa dalam melakukan investasi terutama dalam sekuritas maka akan banyak sekali resiko yang akan dihadapi. Perlu dicermati pula bahwa semakin besar keuntungan yang ingin diperoleh dalam berinvestasi, maka semakin besar pula resiko yang akan di hadapi. Untuk itu, perlu dilakukan analisis pasar dan analisis fundamental ketika akan berinvestasi jangka panjang seperti sekuritas. Investor diharapkan dapat cermat dalam mengamati perubahan beberapa variabel atau indikator ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga ataupun nilai tukar mata uang. Kemampuan untuk meramalkan perubahan variabel-variabel ekonomi makro tentunya akan sangat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini dikemudian hari dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. DAFTAR PUSTAKA Darmadji,Tjiptono, Hendy M.Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab . Jakarta : Salemba Empat. Pandia, Frianto. et.al. 2009. Lembaga Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi Kodrat, David , Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi (Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham). Yogyakarta : Graha Ilmu Edisi Pertama. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio : Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia : Pengantar dan Studi Kasus. Bogor : Ghalia Indonesia.

KONSEP STABILISASI EKONOMI

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Stabilisasi Ekonomi
Stabilitas ekonomi yaitu satu salah cara untuk melindungi agar penghasilan masyarakat yang kita upayakan meningkat dan tidak digerogoti oleh kenaikan harga. Melalui pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan kualitas pertumbuhan.
Stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Stabilitas ekonomi makro dicapai ketika hubungan variabel ekonomi makro yang utama berada dalam keseimbangan, misalnya antara permintaan domestik dengan keluaran nasional, neraca pembayaran, penerimaan dan pengeluaran fiskal, serta tabungan dan investasi. Hubungan tersebut tidak selalu harus dalam keseimbangan yang sangat tepat. Ketidakseimbangan fiskal dan neraca pembayaran misalnya tetap sejalan dengan stabilitas ekonomi asalkan dapat dibiayai secara berkesinambungan.
B.     Hal-Hal Yang Menyebabkan Ketidakstabilan Ekonomi Indonesia
1.      Suku Bunga / Riba
Bunga adalah salah satu factor penyebab ketidak stabilan dalam perekonomian, terutama perekonomian kapitalis.  Fluktuasi suku bunga yang sukar diramalkan menciptakan pergeseran berputar dalam sumber-sumber daya antara para pengguna, sector-sektor ekonomi, dan Negara, menimbulkan gerakan yang sukar diramalkan dalam investasi berbasis pinjaman, harta-harta komoditas saham, serta nilai tukar.
Indonesia memiliki hutang yang besar akibat krisis moneter pada tahun 1997. Dan sampai sekarang hutang-hutang Indonesia kepada luar negri belum terlunasi, karna Internasional menggunakan system Bunga. Padahal dalam islam sendiri mengatakan bahwa bunga itu termasuk kedalam Riba seperti yang di terangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh 275 :
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila…“
            Berkaitan dengan ayat tersebut, mungkin hal inilah yang menyebabkan Indonesia belum mampu berdiri sendiri menjadi Negara yang mandiri, karna hutang yang menumpuk, hutang bunga yang terus menerus meingkat tiap tahunnya.

2.      Inflasi
Inflasi yaitu suatu proses mengingkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue). Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Akan tetapi bukan hanya itu, inflasi menjadi indicator untuk melihat tingkat perubahan dan di anggap terjadi jika proses kenaikan harga terjadi terus menerus dan saling mempengaruhi.
Penyebab terjadinya inflasi adalah besarnya permintaan terhadap barang (berlebihnya likuiditas atau uang sebagai alat tukar) sementara produk serta distribusinya kurang.
Contoh terjadinya inflasi di Indonesia adalah turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar, naiknya harga BBM di sebabkan boomingnya minyak, aspek spekulasi di sector indrustri. Selama ini tinggi randahnya inflasi memang tergantung pada kemampuan bank Central  dalam mengatasi tingkat inflasi di Indonesia.
a.       Turunnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar.
Nilai mata uang rupiah akhir-akhir ini terus melemah, hal itu dikarenakan banyak factor yang mempengaruhinya baik di dalam maupun luar negri, seperti adanya kekacauan politik di dalam negri di tahun 2014 ini. Dengan adanya pemilihan presiden. Nilai tukar rupiah saat ini melemah sampai sekitar Rp 12.000.

b.      Kenaikan BBM (booming minyak)
Melonjaknya harga minyak yang disebabkan oleh peperangan Timur Tengah dengan Israel sehingga menimbulkan kekacauan politik dan tindakan boikot dari OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) atau  Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi, organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak.
Booming minyak terjadi sebanyak dua kali.  Booming minyak   pertama terjadi pada tahun 1973/1974, harga minyak di pasar dunia melonjak dari US$1.67/ barrel (1970 menjadi US$ 11.70/barrel (1973/1974).  Booming minyakkedua terjadi pada tahun (1979/1980). Harga minyak yang telah mencapai US$ 15.65/ barrel (1979) melonjak lagi menjadi US$ 29.50/ barrel (1980), terus melonjak US$ 35.00 (1981 – 1982).

Booming minyak terjadi pada masa Ekonomi Pancasila atau Orde Baru (1966-1998). Pada masa orde baru, di dalamnya terdapat masa stabilisasi dan rehabilitasi dengan masalah pokok yang dihadapi yaitu;
ü  Meningkatnya inflasi yang mencapai 650% pada tahun 1965c)
ü  Turunnya produksi nasional di semua sektor
ü  Adanya dualisme pengawas dan pembinaan perbankan. Dualisme ini muncul dari struktur organisasi perbankan yang meletakkan Deputy Menteri bank Sentral dan Deputy Menteri Urusan Penertiban bank dan Modal Swasta berada di bawah Menteri Keuangan.
Masa Booming minyak merupakan masa emas bagi dunia pertambangan, karena pundi-pundi uang yang dihasilkan dari minyak dan gas yang dijual mampu membantu proses pembangunan di Indonesia.  Tentu saja, hal ini tak terlepas dari tragedi tindakan pemboikotan yang dilakukan oleh OPEC dan Timur Tengah yang sedang berkonflik dengan Israel.
Peristiwa Booming minyak memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap perekonomian di Indonesia.  Pengaruh positif dari peristiwa Booming minyakantara lain, keuangan Indonesia yaitu anggaran negara terselamatkan sementara, selama Pelita  I, II, III laju pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat, dan nilai keseluruhan ekspor Indonesia meningkat.  Dampak negatif dari peristiwa Booming minyak yaitu; bangsa Indonesia menjadi manja, hidupnya boros dan mewah dan bangsa Indonesia menderita penyakit belanda (the Dutch disease).  Selain itu, peristiwa Booming minyak juga mengakibatkan pemerintah melalaikan disiplin anggaran dan rawan akan KKN.
Pasca peristiwa Oil Boom, Indonesia mengalami terjadi goncangan ekonomi akibat merosotnya harga minyak sampai titik terendah US$ 9,83/ barrel yaitu pada tahun 1986.  Merosotnya harga minyak di pasar internasional sepanjang tahun 1983 – 1987 menimbulkan masalah berat bagi perekonomian Indonesia karena penerimaan sektor migas menurun; defisit transaksi berjalan dan defisit APBN meningkat.
Hal ini memberikan pelajaran bagi Bangsa Indonesia untuk tidak hanya menengadahkan tangan menikmati berbagai pundi-pundi uang yang masuk ke dalam devisa negara, namun juga mempertimbangkan peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga tidak mengalami “shock” dengan kata lain telah mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Perkembangan kinerja perekonomian selama tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia memiliki daya tahan yang tangguh dalam menghadapi berbagai situasi sulit. Selain itu, kinerja perekonomian tahun 2007 merupakan titik balik dari berbagai situasi sulit yang terjadi pada dua tahun sebelumnya. Tahun 2005 dan 2006, perekonomian Indonesia dihadapkan pada kondisi yang berat, baik disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal, antara lain, adalah adanya sejumlah daerah di Indonesia yang mengalami bencana alam yang hingga kini masih dalam tahap recovery dan rehabilitasi. Di sisi eksternal tingginya harga minyak mentah dunia pada tahun 2005 mendorong Pemerintah untuk mengambil kebijakan yang sulit, yaitu menaikkan harga BBM bersubsidi di dalam negeri sebanyak dua kali, yaitu
pada bulan Maret dan Oktober tahun 2005. Sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia yang terus terjadi sampai pertengahan tahun 2008, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia meningkat dari rata-rata USD 51,8 per barel pada tahun 2005 menjadi USD 63,8 per barel pada tahun 2006, USD 69,7 per barel pada tahun 2007, dan USD 95 per barel pada APBN Perubahan tahun 2008.

Setelah APBN tahun 2008 ditetapkan melalui UU No. 45 Tahun 2007, APBN mendapat tekanan yang sangat berat, terutama disebabkan oleh perkiraan kelesuan ekonomi global yang dipicu oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, melonjaknya harga minyak mentah dunia, dan tingginya harga komoditas pangan dunia. Sejalan dengan tingginya harga minyak mentah dunia, asumsi harga minyak mentah dalam APBN tahun 2008 sebesar USD 60 per 24 – 5 barel sudah menjadi tidak relevan lagi. Untuk itu, Pemerintah harus mempercepat pengajuan APBN Perubahan kepada DPR. Dalam APBN Perubahan tersebut, asumsi harga minyak mentah Indonesia ditetapkan sebesar USD 95 per barel. Namun, sampai bulan Juni tahun 2008, rata-rata harga minyak mentah Indonesia sudah mencapai sekitar USD 109,4 per barel. Tingginya harga minyak mentah tersebut, di satu sisi menambah penerimaan Pemerintah dari sektor minyak bumi. Namun, di sisi lain alokasi anggaran belanja juga meningkat terutama untuk subsidi energi (bahan bakar minyak
dan listrik) serta alokasi anggaran bagi hasil minyak bumi ke daerah. Kondisi tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan defisit anggaran.
Untuk mempertahankan keberlanjutan fiskal, Pemerintah dengan sangat terpaksa harus menaikkan harga bahan bakar bersubsidi seperti minyak tanah, premium, dan solar yang sebagian besar dinilai kurang tepat sasaran karena dinikmati oleh sebagian besar kelompok masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas. Oleh karena itu pemerintah pada bulan Agustus 2014 ini membatasi minyak-minyak (premium dan solar) bersubsidi. Terutama di daerah Jakarta. Bukan hanya itu SPBU-SPBU di sekitar jalan tol pun benar-benar di byakatasi dalam menjual premium dan solar, dari sekitar pukul 08.00 – 18.00 saja. Akibatnya ketika bulan Agustus 2014 ini, antrian-antrian kendaraan di SPBU semakin menumpuk. Jelas kebijakan ini di ambil karena kondisi persedian minyak (premium, pertamax dan solar) terutama yang bersubsidi sudah semakin menipis, bahka bisa jadi persediannya akan habis sampai bulan oktober/September ini jika pemerintah tidak membatasinya.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengusulkan kenaikan harga BBM bersubsidi sekira Rp4.000 per liter.akan tetapi hal ini tidak akan membuat inflasi terlalu tinggi.
      Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo memperkirakan, ”jika usulan kenaikan ini dipakai oleh pemerintahan Jokowi-JK, tidak akan membuat double digit inflasi.”
Seperti yang diketahui, Jokowi-JK berencana menaikan harga BBM bersubsidi pada bulan November 2014. Menurut Sasmito, “jika harga BBM subsidi naiknya Rp4.000 per liter, dampak langsungnya akan berada di atas 2 persen jika dinaikan di awal bulan November.”
Saat ini inflasi tahun 2014 diperkirakan di level 4 hingga 5 persen. Jika ditambahkan 4 persen, inflasi pada tahun 2014 sekira 9 persen .
Dampak dari kenaikan inflasi karena  kenaikan harga minyak bersubsidi ini, salah satunya adalah harga angkutan dalam kota akan meningkat, dan jika harga angkutan meningkat, maka kebutuhan/ harga barang di pasarpun akan mengalami kenaikan pula, karna

3.      Masalah Pengangguran
Faktor  yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan di dalam  perekonomian yaitu pengangguran. Terlalu banyaknya pengangguran sangat berdampak buruk terhadap perekonomian dan individu yang mengalaminya. Dalam suatu perekonomian, pada umumnya pengeluaran agregat yang terjadi lebih rendah dari pada pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran. Selain itu, pengangguran bisa juga disebabkan oleh karena pekerja mencari pekerjaan yang lebih baik. Pengangguran berdampak buruk terhadap perekonomian dan individu yang mengalaminya.
Pertumbuhan ekonomi yang merata dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk adalah obat jangka panjang bagi masalah pengngguran, akan tetapi yang sangat mendasar mengenai penanggulangan masalah ini adalah perlunya reorientasi pemikiran kita mengenai konsep pengengguran itu sendiri agar sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945 ayat 2 yang berbunyi :
“Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
Dari undang-undang tersebut menegaskan bahwa hak masyarakat itu mendapatkan pekerjaan yang layak, bukan menjadi pengangguran, atau pengemis-pengemis di jalanan, itu artinya kewajiban Negara/pemerintahlah yang harus menyediakan lapangan pekerjaan tersebut.

4.      Ketidakstabilan Neraca Pembayaran
Necara pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang menunjukan aliran pembayaran yang dilakukan dari Negara-negara lain ke dalam negri, dan dari dalam negri ke negri lain dalam satu tahun tertentu. Contohnya adalah Kegiatan ekspor dan import merupakan bagian yang penting dari kegiatan perekonomian suatu Negara. Ketidakseimbangan diatara ekspor dan import dan aliran/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius terhadap kestabilan suatu perekonomian. contohnya penanaman karet di Indonesia tidak akan sebesar ini bila luar negri tidak melakukan permintaan. Selain itu kegiatan impor juga dapat memberi sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi, industri-industri juga dapat mengimport mesin-mesin dan bahan mentah yang diperlukan.
Kegiatan ekonomi yang menurun akan mengurangi gairah pengusaha-pengusaha untuk menamkan modal dan membangun usaha-usaha yang baru dan menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan dan kestabilan perekonomian Negara.
C.    Langkah-Langkah/Solusi Untuk Menstabilitaskan Perekonomian Indonesia
1.      Hindarkan Riba
Allah telah menegaskan dalam AL-qur’an
وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“…padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah: 275).
Sumber penyebab terjadinya ketidakstabilan ekonomi atau terjadinya kegoncangan ekonomi tidak lain adalah akibat menggunakan uang sebagai alat komoditi dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Seperti halnya internasional yang mengharuskan Indonesia membayar suku bunga atas hutang-hutang negara kepada internasional. Seandainya bila Indonesia sendiri tidak harus membayar hutang bunga kepada internasional mungkin saja hutang-hutang Indonesia dapat dilunasi.

Firman Allah dalam ayat tersebut:
فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“…Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

            Allah menegaskan balasan bagi pemakan riba dalam ayat di atas, akan tetapi pemerintah Indonesia, dalam semua aspek pemerintahannya menggunakan system riba, semua hal dipersulit, contohnya ketika kita ingin membuat sim saja, prosesnya akan di persulit jika kita murni ingin mendapatkannya melalui tes, akan tetapi prosesnya akan sangat mudah dan cepat, bila kita hanya “menembak” atau membayar uang kepada petugas yang bersangkutan. Hampir dalam semua aspek di pemerintahan di Indonesia mulai dari RT, RW, kelurahan sampai badan tertinggi di Indonesia pun tidak luput dari suap menyuap.

2.      Kebijakan fiscal moneter yang berhati-hati diteruskan.
Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy) adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Prioritas utamanya di bidang perekonomian adalah mengarahkan agar perluasan kegiatan ekonomi dapat menampung mayoritas angkatan kerja di Indonesia yang kenyataannya masih terdiri atas Negara yang tidak terampil.            
            Kebijakan Moneter (Monetary Policy) adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Prioritas utama stabilitas ekonomi menjaga kestabilan harga kebutuhan dasar rakyat,  dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil.



3.      Penyehatan Sector Keuangan Dituntaskan
Gejolak moneter pada tahun 1997 mengakibatkan banyak dampak yang membahayakan perekonomian nasional. Salah satunya adalah ketergantungan Indonesia pada utang luar negeri yang berhubungan dengan perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam bentuk mata uang asing. Selain itu Stok utang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek serta system perbankan di Indonesia yang lemah pada saat itu. Hal- hal tersebutlah suku bunga yang ternilai tinggi yang membuat hutang di Indonesia sampai sekarang belum terlunasi.
            Oleh karena itu, untuk menyehatkan sector ekonomi, Indonesia harus mampu menuntaskan hutang-hutangnya ke luar negri agar pertumbuhan ekonomi stabil. Dan rakyat tidak menanggung beban tersebut.
            Memberantas dan menghapuskan korupsi di Indonesia sampai ke akar-akarnya. Agar masyarakat menjadi sejahtera. Ekonomi Indonesia merosot, karna terlalu banyak di makan oleh kepentingan pribadi.
Salah satunya cara untuk menstabilkan perekonomian Indonesia adalah yaitu koperasi. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Kepribadian bangsa  bergotong-royong dan kekolektifan akan tumbuh subur didalam koperasi.
Koperasi Indonesia sebenarnya merupakan salah satu badan usaha yang ada dalam perekonomian Indonesia. Keberadaannya diharapakan dapat banyak berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran  rakyat. Sesuai dengan dasar koperasi yaitu kebersamaan tanpa ada pemisahaan atau  kesenjangan antara golongan kaya dan miskin.

Fungsi Koperasi sendiri adalah sebagai berikut:
v  Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia
v  Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia
v  Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia
v  Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi

Sedangkan Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi:
v  Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
v  Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
v  Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya
v  Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi



         












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kestabilan perekonomian Indonesia memiliki banyak penyebab diantaranya yaitu suku bunga/riba  yang terlalu berlebihan sehingga hutang Indonesia tidak terlunasi. Inflasi yang terus menggerogoti salah satunya adalah nilai tukar rupiah yang semakin merosot dan booming minyak yang semikin melonjak. Tingkat pengangguran terus meningkat. Solusi dari permasalahan tersebut adalah menghapuskan suku bunga/ system riba, Kebijakan fiscal moneter yang berhati-hati diteruskan, Penyehatan Sector Keuangan Dituntaskan seperti memberantas korupsi dan menyuburkan koperasi.
B.     Saran
Makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan karena yang Maha Sempurna hanya Allah. Dari makalah ini pembaca bisa mengetahui sedikit tentang bagaimana perekonomian Indonesia, dan bagaimana solusi untuk menstabilkannya.
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk lebih baik lagi kedepannya.